Tampilkan postingan dengan label Books. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Books. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Juni 2025

BOOKS: La Petite Prince , Sebuah Kritik Tajam Jiwa Kanak-Kanak terhadap Orang Dewasa

Oleh: S. N. Aisyah

Suatu hari, seorang pilot yang mengalami kerusakan mesin pesawat terdampar di gurun pasir yang luas. Seorang diri di hamparan panas terik, di antah berantah, ia bertemu dengan seorang pangeran cilik. Suatu hal tak terduga yang tak pernah ia bayangkan. Apa yang dilakukan oleh seorang pangeran kecil di gurun ini? Pertanyaan itu ia lontarkan, namun mendapatkan jawaban langsug bukanlah hal yang mudah. Ia habiskan waktu berhari-hari sambil memperbaiki pesawatnya untuk mendengarkan kisah perjalanan Pangeran Cilik yang sangat menggugah pikiran.

Saya tak menyangka bahwa La Petite Prince menjadi buku yang sangat filosofis dan jauh dari kata kanak-kanak. Sangat terkejut ketika penulisnya, Antoine de Sanit-Exupery membuka buku dengan permohonan maaf pada anak-anak bahwa buku ini ia tulis untuk orang dewasa. Ya, pilot satu ini memang memiliki cara unik yang tergambar jelas di setiap bab dalam bukunya. Tak hanya menggambar sendiri ilustrasi dalam buku, Antoine juga menitipkan banyak perenungan dalam setiap halaman bukunya dengan berbagai perumpamaan. Misalnya, perumpamaan bahwa Pangeran Kecil adalah jiwa merdeka kanak-kanak yang sekarang telah dikubur atau diabaikan.

Bicara tentang buku ini tak hanya bicara tentang imajinasi dan perumpamaan negeri dongeng. Antoine mengkritik betapa konyolnya dunia orang dewasa  dari sudut pandang kanak-kanak. Bagaiman orang dewasa membuang imajinasi dan fleksibelitasnya dalam berpikir dan memahami hal-hal. Orang dewasa hanya peduli pada apa yang terlihat dan lebih peduli pada nomor-nomor atau bisa kita artikan pencapaian material dibandingkan hal abstrak yang lebih penting, seperti kebahagiaan dan jiwa manusia.

Perjalanan Pangeran Kecil mengembara planet-planet, memberikan pandangan dan kritik tentang politik, bagaimana raja berkuasa, bagaimana orang yang sombong bertingkah, dan bagaimana orang dewasa menilai seorang biasa  yang melakukan hal terbaik dan patuh tetapi tak begitu kelihatan dan malah tak diolok.

Hal menarik dari ini adalah ia menulis buku ini sebagai refleksi renungan dari kehidupannya.  Misalnya saja, tentang kisah Pangeran cilik dengan bunga seperti, ia sedang menceritakan hubungannya dengan istrinya, atau hubungan rumah tangganya yang dilanda masalah saat itu. Ia bicara tentang cinta. Bagaimana seharusnya merawat cinta. Ia ibaratkan kekasihnya adalah sekuntum mawar. Siapa sangka bahwa buku ini juga menggambarkan jiwa terdalam dan tersunyi dari Antoine?



Senin, 09 Juni 2025

Book: E-Book untuk Penulis Era Digital

Untuk kamu yang sering nge-scroll, pernah  nemu tulisan-tulisan yang bagus dan ngena di hati? Tulisan yang bikin kamu kagum dan bertanya-tanya, "Kok bisa, ya, nulis bagus gini, relatable lagi? Mau juga bisa nulis gini."  

Kamu kepikiran buat nulis tapi nggak tahu harus mulai dari mana. Belum lagi  ada suara-suara rese' kayak gini: 

Relevan , ya, di era serba canggih ini masih nulis? Masih zaman gitu  belajar nulis?  Apa-apa bisa tanya AI tahu. Lagian banyak prompt juga tuh yang bisa di copy paste.  Penulis mah bentar lagi nggak bakal dipakai, orang AI udah bisa niruin, lebih murah dibandingkan bayar jasa penulis, kan? Lagian jadi penulis dapat berapa, sih? Bisa hiudp dari nulis?

 Atau gini?

Pengen sih, nulis, tapi aku nggak bisa. Nggak punya basic nulis. Emangnya boleh orang nggak pernah nulis mulai nulis? Emang ada yang mau baca ntar?Ah, boro-boro nulis, mikirin masalah idup aja udah pusing.

Oh, tunggu dulu, sebelum semua omongan itu kamu aminkan, lebih baik kamu baca buku ini. Nulis Next Level. Ya, kamu nggak salah baca. Seperti namanya, buku ini akan ngasih tahu kamu gimana sih caranya  kegiatan nulis itu nggak cuma muntahin huruf doang tapi bisa jadi side hustle atau bahkan main income kamu. 

"Wah, menarik. Tapi, tapi aku nggak bisa nu-- " 
Sssttt, stop there! Kamu beneran perlu baca buku ini. Kenapa?

Karena, kamu mesti cek Bagian Introduction dan Bab Satu dari buku Nulis Next Level. Dua bagian ini adalah bagian krusial yang nggak boleh kamu lewatkan sebab pertanyaan-pertanyaan kamu bakal terjawab di sini.  Sebagai orang yang sangat insecure dengan  kemampuan menulis  sendiri,  bisa saya bilang  kalau buku ini membantu saya untuk kembali punya keberanian belajar nulis lagi. Dua bagian ini bakal beri kamu comfort zone dan membangun kepercayaan diri kamu buat nulis. 

"Oh, jadi ini buku motivasi nulis, gitu?"

Nope. Nggak cuma motivasi aja. It's a system. Believe system, system, and strategy aren't  joke. And That's what you'll get from this book.

Keseluruhan buku ini berisi strategi praktis yang dapat ditiru dalam perjalanan belajar nulis kamu. Nggak cuma sekadar rumusan formula buat nulis,  tetapi apa yang disampaikan dalam buku ini berdasarkan pengalaman serta sistem yang dibangun dan diterapkan oleh penulisnya, Fardi Yandi. Yes, a firsthand  perspective from  the writer of  Tak Apa Memulai Lagi, a digital creator, and a founder of  socialkreatif. Sounds promising?

'Strategi, sistem,' emang apa sih isinya?

Jadi, 15 bab dalam buku ini berisi Melawan Overthik  dengan Karya, Nyari Topik untuk Ditulis, Bangun Ekosistem Konten, Menciptakan Niche Sendiri, Menghadapi Creative Block, Belajar Nulis Hook&Headline, Bagaimana Menulis dengan Impact, Belajar Jenis Tulisan yang Gampang Viral, Estetika Tulisan, Nulis Bank Ide, Nulis Prompt AI Better, Networking  Tanpa Ngemis Follback, Nulis sebagai Emotional Release, Mengelola Emosi dengan Nulis, dan Membangun Penghasilan 10 juta Pertama  dari Nulis. 

I know, what a beefy insightful ones. Boleh banget, 'kan, buat kamu yang pengen terjun jadi konten kreator?  

"Tapi, aku nggak pengen jadi konten kreator. Aku mau nulis aja." 

Doesn't matter.  Sistem ini juga bisa kamu adopsi buat belajar nulis kamu, kok.  Apa pun jenis tulisan, profesi, dan tujuan nulis kamu, tidak jadi masalah sebab strategi dalam buku ini didesain untuk  bisa diterapkan oleh siapa pun. 

"Ngomongin sistem, ini berat nggak, sih, bukunya?"

Sama sekali nggak. Tadi udah kita bahas 'kan kalau buku ini berisi strategi praktis? Ya, seperti itulah isi bukunya. Kontennya daging, bahasanya  angin. Ringan dibaca, berat di ilmu.  Ini benar-benar buku saku buat kamu yang mau serius nulis dan mendapatkan penghasilan.  Tapi mesti ingat, nih, buat kita semua (apalagi saya) ilmu doang tanpa praktek, ya, nggak jalan. Practices make perfect. So, tunggu apa lagi? Grab the book, guys! Karena seperti kata Fardi Yandi:

"... menulis bukan sekadar skill kreatif--tapi sebuah sistem yang bisa membawa dampak besar, membantu orang lain, dan menciptakan penghasilan nyata."

Senin, 19 Mei 2025

Books: Saat ’Nemesis’ Menjadi Nemesismu

oleh: S. N. Aisyah




Judul buku    : Nemesis

Penulis           : Agatha Christie 

 

Seberapa buruk sikap skeptis dapat memengaruhi hidup seseorang? Sebenarnya saya juga tak tahu tapi dalam skala yang lebih kecil, saya sudah mendapatkan hantaman dari skeptism itu.

 

Saya sering melewati rak buku Agatha Christie saat mengunjungi perpustakaan wilayah. Agatha Christie adalah salah satu nama besar dalam dunia literasi bergenre misteri-thriller-detektif. Tapi, tak tahu mengapa, saat itu  saya tak kunjung membaca bukunya. Meski beberapa kali mengambil dan menimbangnya dalam tangan, buku Agatha Christie itu akhirnya kembali saya taruh dengan keragu-raguan  ke rak.

 

Sangat sulit untuk meyakinkan diri saya. Ditambah lagi peraturan hanya boleh membawa pulang dua buku dalam satu waktu, membuat saya memilih buku lain yang bersinggungan dengan kepentingan saat itu. Ya, setiap saat. How stupid!


Suatu hari saya menonton Film Murder on the Orient Express, adaptasi dari novel Agatha dengan judul yang sama. Saya merasa terkesan dengan nuansa yang diberikan oleh film tersebut. Terutama pada tokoh Hercule Poirot. Seperti perpaduan antara Sherlock Holmes dan Arsene Lupin (just personal opinion, don’t take it seriously or personally, ok? :)). 

 

Berbekal kesan itu, saya memutuskan untuk membaca karya Agatha Chirstie, namun,  tidak dengan judul yang sama. Saya ingin tahu apakah saya menyukai Agatha atau Hercule Poirot. Maka, misi saya ke pustaka wilayah sukses dengan membawa pulang buku Nemesis di tangan.

 

Nemesis, dengan uniknya mengangkat wanita tua yang memiliki isu kebugaran (dan mungkin juga kesehatan  fisik) sebagai tokoh utamanya. Suatu hari, Jane Marple, seorang wanita tua mendapatkan sebuah surat wasiat dari Jason Rafiel—kenalannya saat berlibur beberapa waktu lalu (baca buku A Caribbean Mystery).  Dalam wasiatnya, Mr. Rafiel meminta Miss Marple untuk mengusut sebuah kasus. Jika wanita itu  bersedia, ia menawarkan imbalan sejumlah 20 ribu pound.  

 

Seperti telah mengenal Miss Marple dengan sangat baik, (meski mereka hanya bertemu sekali dalam kurun waktu yang relatif singkat)  Mr. Rafiel tak hanya menawarkan imbalan besar saja. Ia juga menawarkan sebuah teka-teki, sebuah misteri untuk dipecahkan Miss Marple.

 

Miss Marple yang merasa iba dengan kematian Mr. Rafiel, menyambut harapan terakhir pria –yang dalam pandangan Miss Marple—baik hati itu. Meskipun ia sedikit terkejut pada kenyataan bahwa permintaan itu berasal langsung dari mendiang melalui surat wasiat. Seolah tahu bahwa nyawanya terancam, sebelum ajalnya tiba, Mr. Rafiel telah mempersiapkan semua hal yang diperlukan Miss Marple untuk memecahkan teka-teki itu. Semuanya. Kecuali keterangan kasus.

 

Ternyata kasus itu benar-benar kasus misterius. Miss Marple harus menemukan sendiri kasus apakah yang sebenarnya perlu ia ungkap, sebab Mr. Rafiel tidak memberikan penjelasan umum, tidak juga petunjuk khusus. Miss Marple hanya digiring menuju berbagai tempat, dibawa menemui bermacam-macam orang. Tetapi tak ada keterangan mengenai peristiwa, apalagi hipotesis atau asumsi dasar.

 

Dalihnya, pria kaya-raya itu sangat percaya pada kemampuan menilai seorang Jane Marple, Sang Nemesis. Tidak, bukan nemesis dalam artian musuh bebuyutan. Namun Nemesis, dewi keadilan dalam mitologi Yunani kuno.

 

Perjalanan memecahkan teka-teki itu, mengantarkan Miss Marple pada kematian-kematian lain yang menggelitik instingnya. Ia juga mendapatkan fakta-fakta menarik di balik kehidupan Mr. Rafiel. Mungkin saja ini adalah suatu petunjuk. Bagaimanakah Miss Marple dapat memenuhi wasiat kawannya itu? Kasus apa yang sebenarnya harus Miss Marple pecahkan? Petualangan memecahkan kasus misterius oleh  Jane Marple, wanita tua sederhana dari desa sederhana sangat menarik untuk diikuti.

 

Membaca novel ini seolah menyaksikan teropong Agatha Cristie mengarah pada kehidupan dan nasib orang-orang sepuh yang tinggal di desa, serta kehidupan warga desa atau orang sepuh pada umumnya. 

 

Realita kehidupan orang-orang tua di desa, terutama wanita tua yang telah ditinggal suaminya, terekam baik dalam narasi Agatha. Dapat terlihat bagaimana mereka saling bergantung satu sama lain.

 

Mungkin Anda juga akan jatuh cinta pada cara Agatha dalam menggambarkan tokoh-tokohnya. Misalnya Miss Marple. Kesederhanaan dan keluguan Jane Marple dipadu dengan kecerdasan, kebaikan hati serta tabiat wanita tua (termasuk tabiat buruk) pada umumnya. Namun, bagaimanapun juga ada suatu hal spesial yang tak diungkap tentang Miss Marple dalam buku ini, sehingga memancing rasa penasaran terhadap masa muda dan kisah hidupnya.

 

Nemesis mengandung kritik sosial yang menarik tentang gaya hidup anak muda dari sudut pandang generasi lansia. Seperti hal klasik lainnya, pandangan tersebut sangat relevan dengan masa kini. Meski misteri cerita tak begitu sulit untuk ditebak, tetapi jangan khawatir. Latar-latar yang indah, dinamika tokoh dan penokohan, peristiwa kecil yang tak disangka-sangka dapat menjadi humor, narasi yang menegangkan, dan  sebuah ketenangan(?) juga disuguhkan dalam buku ini.

 

Bagi saya, secara keseluruhan, warna dan nuansa buku ini seperti: 


fajar sipil. Saat sinar matahari pagi sudah cukup untuk membantu kita melihat dan membedakan benda-benda sekitar, namun, belum cukup terang, apalagi untuk merasakan hawa panas. Meski begitu, Agatha memberikan selimut dan secangkir teh hangat untuk menemani perenungan dan percakapan yang akrab. Menurut saya itu unik. Mendapatkan rasa hangat dan akrab  dari sebuah cerita misteri.

 

Terkadang, rasa cinta yang besar saja tidak cukup dalam hidup. Kebijaksanaan, ketulusan, serta ketabahan hati yang luar biasa dibutuhkan untuk memahami kehidupan. Itulah yang diajarkan buku ini pada saya. Oh, satu lagi! Sikap skeptis yang ekstrem dapat merugikanmu.

 

Oktober 2023

Kamis, 01 Mei 2025

Tentang Mereka yang Menangis Demi Senyum Kita Hari Ini



Cerita dikit, boleh, ya. Jadi buku "Mereka Menangis Demi Senyum Kita Hari Ini" itu berisi kumpulan cerpen biografi pahlawan Indonesia. Buku ini berangkat dari niat baik owner, staf dan admin komunitas KLPK untuk ningkatin semangat anak bangsa buat ngenal lagi tokoh-tokoh hebat Indonesia dan belajar keteladan dari beliau-beliau (tahulah keadaan bangsa sekarang gimana. Iya, termasuk saya juga 😅). Nah dari niat itu, KLPK ngadain event menulis cerpen biografi pahlawan nasional juga daerah. Hasil penjaringan naskah ini nanti akan diterbitkan oleh Penerbit PKP (ya, ownernya yg itu, yg populer itu. Apalagi buat mak-mak, dah. Pasti ngefans, kan? Gak apa-apa kok. Ownernya kagak cuma menang populer doang, karyanya juga bagus). 


Saya untuk pertama kalinya ngeberaniin diri buat ikutan event. Mayan bisa sambilan belajar, pikir saya. Proses menulisnya bukan main. Karena ini biografi, mesti pakai sumber yg benar. Jadi, ya, riset dan pengolahan data serta fakta penting banget. Abis, dah nyelam internet dan nyariin buku pahlawan. Masih ingat gimana nervousnya saya bacain buku yang bahas Agus Salim (saya milih mengangkat cerita beliau) berulang kali, takut salah memahami 😅. 


Setelah buat kerangka dan coret-coretannya, saya nemu masalah baru. "Gila, gimana caranya jadiin ini naskah kagak kayak laporan, ya?" Akhirnya saya berusaha semampu saya buat ngejadiin kisah luar biasa dan rekam perjalanan hidup serta karir Agus Salim yg panjang dan banyak itu dalam satu cerpen. 😅 Nerves saya nulisnya (semoga saia bagus dan bermanfaat). Ini event juga landasannya harus bisa dibaca anak-anak dan dewasa (Banyak pembaca PKP adalah org yg terjun ke dunia pendidikan atau peduli pendidikan). Tantangan banget, kan? Saya berdoa moga di naskah saya kagak ada fakta yang melenceng dan jadi fitnah. Setelah ngecek berkali-kali, naskahnya saya kirim. 



Dan... Kaget banget waktu tahu kalau naskah saya lolos kurasi juri, sekaget pas ngelihat naskah-naskah teman-teman penulis lain yang bagus-bagus banget. Ternyata ada banyak gaya bercerita dan banyak pahlawan yang memperjuangkan Indonesia tapi namanya nggak terlalu luas dikenal. Bahkan ada beberapa pahlawan yang saya baru tahu keberadaannya 😔. 

Emang keren penulis-penulis ini, pikir saya. 👍



Setelah ditentukan siapa saja yang lolos kurasi, mulai deh bedah naskah. Wah, ini seru, sih. Ngobrol bareng editor PKP tentang naskah. Bukan berarti lolos penilaian juri naskah saya langsung selamat dan siap terbit. Tak semudah itu, Ferguso. Mbak editor (Mbak Vinny) baik banget. Obrolan kita open banget dan kagak ngejudge. Mbaknya kagak serta-merta coret atau hapus sana-sini. Prosesnya diskusi. Juga diberi kesempatan buat ngejelasin sudut pandang kita sebagai penulis utk mempertahankan atau memberi alasan mengapa menulis demikian. Di samping ngasih ilmu kepenulisan juga tentunya.



Mbaknya juga gak segan bagi-bagi tips dan cerita pengalaman sebagai penulis yang dieditori teman editor lain (meskipun mbaknya juga editor). Kira-kira, kata Mbaknya gini, "Penulis bakal susah objektif menilai karyanya tanpa ada editor selain diri sendiri. Kita bakal sulit ngelepasin ego kita tentang karya sendiri." Saya manggut2 atas pernyataan ini. 



Nggak nyangka sekarang semua proses itu sudah terlewati. Saya sangat bersyukur atas pelajaran ini. Makasih banget PKP dan KLPK. Kuylah baca di sini KLPK App



Thought: Bangku Suporter

Saya selalu meyakini bahwa saya adalah seorang suporter--pendukung bagi orang lain. Bukan karena ingin disukai, diterima, atau t...