Jumat, 31 Januari 2025

 

Bagaimana dengan Janji?

Hai! Ini adalah catatan pribadi saya tentang sebuah Janji. Ya, Buku. Benar, novel. Jadi, mungkin ini bukanlah sebuah review, tetapi catatan kecil yang saya tulis setelah membaca sebuah buku. Oke, ini dia cuapan saya tentang novel Janji dari Tere liye. 



Identitas Buku:

Judul            : Janji

Penulis          : Tere Liye

Penerbit         : Sabak Grip Nusantara

Tahun terbit     : Juli 2021

Cetakan          : Cetakan pertama

ISBN             : 978-623-97262-0-1

Halaman          : 488 Halaman

 

Janji adalah novel ke-48 yang ditulis oleh Tere Liye. Dibawakan melalui ‘lensa’ perjalanan tiga orang remaja, Hasan, Baso, dan  Kaharuddin. Tiga remaja usil yang selalu berulah di sekolah agamnya dengan harapan agar mereka dikeluarkan dari sekolah. Suatu ketika, saat rombongan tamu kehormatan datang berkunjung ke sekolah mereka, alih-alih bersikap baik, ketiga remaja ini melancarkan aksi yang membuat mereka harus menghadap pimpinan sekolah, Buya. Mengetahui motif keusilan ketiga remaja itu, Buya  memberikan suatu hukuman yang menggiurkan. Yaitu sebuah tugas akhir. Apabila mereka dapat menyelesaikan tugas tersebut, maka mereka akan dinyatakan lulus dari sekolah yang selama ini ingin mereka jauhi.  Tugas tersebut ialah mencari seseorang yang bernama Bahar

Dengan perbekalan yang diberikan serta beberapa petunjuk dan rekomendasi orang-orang yang dapat mereka mintai tolong, riang hati Hasan, Baso, dan Kaharuddin melangkahkan kaki keluar dari sekolah asrama tersebut. Mereka pergi sebagai remaja yang tidak terima atas nasib dan ingin segera keluar dari sekolah agama yang selama ini mereka tempati, meskipun ini adalah tahun terakhir mereka di sana. Petualangan mencari orang penting itu, membawa mereka pada tempat-tempat yang berbeda. Membawa mereka pada petualangan dan kisah-kisah masa lalu yang tidak mereka duga. Bahkan, tak disangka-sangka, perjalanan itu juga menguak kenyataan diri mereka sendiri. Seolah perjalanan tersebut menjadi cerminan diri dan perlahan-lahan menawarkan pelajaran hidup.

Thought: Bangku Suporter

Saya selalu meyakini bahwa saya adalah seorang suporter--pendukung bagi orang lain. Bukan karena ingin disukai, diterima, atau t...