Tuhan,
Apa yang telah kami lupakan?
Rasanya sungguh janggal,
Saat saudara-saudara kami
Dilanda derita hebat
Sedang kami masih bernapas
Di dunia yang berkelebat
Hanya singgah sebentar di layar
Melihat hidup mereka yang kelat
Memang,
Tenggorokan kami tercekat,
Mata berlinang, tangan gemetar,
Hati memanas,
dilanda gundah dan amarah
Mengapa nasib mereka
tak kunjung berubah?
Kami pontang-panting
Usir gusar di dada, cari segala cara
Untuk memanggul barang sedikit
Beban mereka
Melakukan apa yang kami bisa
'tuk berada di pihaknya
Coba hentikan
laju rudal sengsara biadab
Yang tak tahu diadab
Tetapi, mengapa kemudian
Hidup berjalan kembali
Seperti sedia kala?
Seperti tangisan mereka
Tak pernah sampai di daun telinga
Seolah kehidupan membatu,
Bungkam seribu bahasa
Sedang kematian mereka
Tak ditawar dengan sedikit
Saja segala macam perjanjian
Damai dunia
Rasanya sungguh janggal,
Tangan kami masih saja bergelimang
Darah dan debu
Dosa-dosa
hati yang kelabu
Benarkah sudah kami berikan
Usaha terbaik kami, Tuhan?
Apa yang telah kami lewatkan?
Apakah karena sujud kami yang kerap
Selayang di atas bumi
Tanpa sejenak tuma'ninah ini?
Siapakah yang terselamatkan,
Jiwa-jiwa mereka
Ataukah
Jiwa kami yang
Gersang dan kerontang?
Kota Bertuah, 17 Juni 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar