Suatu waktu dalam hidup, saya pernah merasa sangat ingin sendiri. Saya merasa sangat buruk tentang diri sendiri. Bahkan sampai pada titik ingin memutus hubungan dengan siapa pun. Ya, saya melakukannya. Bukan karena membenci atau orang lain bersalah. Murni hanya karena perasaan benci yang dalam terhadap diri sendiri. Rasa-rasanya ingin membuang apapun yang mengingatkan saya pada diri saya dan hal-hal yang pernah menjadi bagian dari hidup saya. Saat itu, saya cut off semua orang baik dan tak bersalah itu dari hidup saya. Saya hengkang dari grup-grup dan kawan-kawan yang membantu saya berkembang. Saya tak lagi pernah mengirim teks duluan dan bertukar kabar dengan siapa pun. Saya bahan memblokir orang-orang yang sangat berarti bagi saya di media sosial dan lainnya. Aneh sekali tingkah itu.
Saya sudah membakar jembatan yang telah menghubungkan saya dengan dunia luar. Rasa-rasanya tak pantas jika saya kembali menyapa orang-orang yang telah saya abaikan saat saya merasa terpuruk itu. Saya tak ingin kembali hanya untuk memanfaatkan orang lain. Bagi saya mereka sangat berarti, sangat membantu saya berkembang, dan saya sangat berterima kasih. Tetapi saya tak tahu bagaimana bisa mengatakannya. Saya tak tahu bagaimana bisa rasa terima kasih dan kata maaf bisa sampai pada mereka. Sebab, saya tidak memiliki cukup keberanian untuk kembali menyapa mereka. Terlebih, saat ini mereka sudah semakin baik dan bertumbuh. Saya tak ingin mereka salah paham bahwa saya ingin kembali sebab mereka sekarang semakin sukses. Saya sangat senang melihat mereka semakin bertumbuh dan berkembang, menjadi lebih baik. Saya tahu mereka lebih baik tanpa saya. Bahkan, rasa-rasanya, setiap saya memutus hubungan dengan suatu hal atau seseorang, mereka semua menjadi lebih baik. Saya kira, sayalah racunnya. Kebencian saya terhadap diri sendiri ini, rasa tak pantas yang selalu menumpang di pundak saya, menahan saya untuk kembali menyapa pada orang-orang baik itu. Saya hanya tak ingin menyakiti orang lain dan diri sendiri dengan itu. Saat ini, saya tak tahu bagaimana caranya keluar dari palung kegelapan ini.
Akan tetapi, saya tahu, bahwa saya harus move on dan membangun dunia saya sendiri. Dalam kesunyian, kesendirian, dan keinginan untuk terus bertumbuh dan berkembang. Terus berusaha. Akhirnya, mungkin saya hanya bisa mendoakan yang terbaik bagi mereka semua, juga bagi diri saya sendiri. Lalu belajar dari kesalahan dan kebodohan saya. Berusaha lebih bijak lagi di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar